"Sesungguhnya Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada yang Ma'ruf (dakwah), dan mencegah yang mungkar, dan beriman kepada Alloh..." ( QS: 3 : 110 )

Alloh SWT berikan pujian ini bukan hanya untuk laki laki saja, bukan untuk Abu Bakar ra, Umar ra, Utsman ra, Ali ra, tidak, tetapi juga untuk, Aisyah r.ha, Hafsah r.ha, Khadijah r.ha, Fathimah r.ha, Summayyah r.ha, Asma r.ha dan yang lainnya, laki laki dan wanita. Jadi kata kata "kuntum" di sini ini untuk kaum laki laki dan wanita, para sahabat ra dan para sahabiyah r.ha. Mereka para sahabat ra dipuji oleh Alloh SWT, sebagai umat terbaik, ini sebab kerja sama mereka dalam dakwah baik laki laki, maupun perempuan. Jadi tanggung jawab agama ini bukanlah untuk laki laki saja tetapi untuk kaum wanitanya juga.

Jumat, 11 Januari 2013

Kisah Isteri Maulana Yusuf Al Khandawi Rah.A

Maulana Yusuf ini rumahnya terpisahkan hanya oleh selembar karung goni dengan masjid tempat beliau mengatur kerja dakwah. Rumahnya bukan terpisahkan oleh kain yang mahal, tirai yang mahal, tidak tapi hanya terpisahkan oleh karung goni, begitu sederhananya kehidupan beliau ini. Sangking sibuknya Maulana Yusuf ini disibukkan oleh kerja dakwah, menuntaskan buku hayatus sahabah, menegakkan usul usul dakwah, mengatur jemaah, kadang kadang baru bisa mengunjungi isterinya dua minggu sekali saja.

Suatu ketika isteri Maulana Yusuf ini sakit keras, datanglah utusan dari rumah beliau untuk menyampaikan bahwa isterinya sakit keras. Namun asbab kesibukan beliau dalam dakwah, ummat banyak yang membutuhkan arahan beliau, sehingga Syeikh Yusuf mengatakan kepada utusan isterinya, "Sampaikan salam kepada isteriku, katakan padanya sebentar lagi saya akan menjumpainya." Syeikh Yusuf diberik kabar agar segera datang untuk mendoakan isterinya yang sakit keras dan mendampingi isterinya menjelang wafat. Syeikh Yusuf asbab kesibukannya mengurus ummat beliau menyampaikan kepada utusan bahwa Syeikh Yusuf akan datang 30 menit lagi untuk menemani isterinya. Namun isteri Syeikh Yusuf ini wanita yang luar biasa, mendengar pesan dari Syeikh Yusuf ini, isterinya berkata : "Sampaikan salamku kepada Syeikh Yusuf, dan katakan bahwa saya sedekahkan waktu 30 menit yang dberikan kepada saya ini, untuk ummat Rosulullah saw. Tidak usah datang jangan alihkan kesibukkan beliau ini dari dakwah."

Dan betul dakwah terus dijalankan oleh Maulana Yusuf Rah.A, belum sempat didatangi, isterinya sudah meninggal dunia. Waktu 30 menit yang disedekahkan oleh isteri Syeikh Yusuf Rah.A ini berapa hidayah untuk ummat Rosululloh saw. Isteri yang seperti inilah yang kita inginkan, kita bentuk agar fikir dakwah ini juga terbentuk dalam diri mereka. Inilah kepentingan menjadikan isteri kita ini sebagai partner dalam dakwah. Suatu kedzoliman jadikan isteri kita hanya sebagai hamba sahaya yang kerjanya hanya mencuci pakaian kita, membersihkan rumah, atau pun memasak makanan untuk kita. Allah tidak ciptakan seorang isteri ini hanya untuk menjadi hamba sahaya saja. Ketahuilah bahwa orang tua dari isteri kita ini tidak pernah terpikirkan semenjak anaknya lahir itu sampai dia menikah hanya untuk menjadi hamba sahaya kita. Coba tanya mertua kita apakah ingin anak mereka menjadi hamba sahaya ? Saya rasa tidak. Dan dalam al Quran pun tidak ada ayat yang menjadikan isteri ini sebagai hamba sahaya, tetapi yang ada adalah untuk dijadikan partner dalam dakwah dan juga dalam pendidikan anak. Inilah kepentingan menjadikan isteri kita partner dalam kerja dakwah, insyaAllah kita niatkan.

Jadi dalam dakwah tanggung jawab suami dan isteri sama, laki laki dan perempuan mempunyai tanggung jawab yang sama dalam dakwah. Maka fikirnya bagi para isteri ini adalah :

1. Bagaimana saya membantu menyiapkan suami saya untuk kerja dakwah ?

2. Bagaimana saya mewujudkan pendidikan anak ?

Al Quran menceritakan walaupun tanggung jawab dakwah ini sama untuk laki laki dan perempuan, "Ana wamanit taba'ani", hanya saja medan kerjanya laki laki dan perempuan yang dibedakan oleh Allah SWT. Di sinilah ciri ciri kelaki-lakian dapat kita lihat yaitu medan kerjanya. Ciri ciri kesempurnaan laki laki ini dapat dilihat dari 4 perkara ini :

1. Memakmurkan masjid

Dirumah rumah yang didirikan dan disebut nama Allah di dalamnya ini maksudnya masjid atau rumah Allah. Masjid ini milik Allah, jangan kalian besarkan selain Allah di masjid. Jika ada bupati atau gubernur minta dipilih dalam masjid, maka jangan pilih mereka. Masjid bukan untuk kampanye atau menceritakan kebesaran gubernur atau bupati, tapi murni hanya untuk membesarkan Allah saja. Bertasbihlah setiap pagi dan petang dan sholat 5 kali sehari, siapa ? Laki laki, rijalun. Jadi sholat berjamaah ini adalah kerja daripada laki laki. Namun kalau perempuan mau sholat di masjid jangan dilarang, hanya saja sholatnya wanita ini dirumah sendiriannya lebih baik 25 derajat dibanding sholatnya bersama laki laki di masjid. Maka nanti jika ada anak laki laki datang mau melamar anak kita, yang pertama kali kita seleksi adalah kita tanyakan, "Dimana kamu tadi subuh sholat ?" Kalau dijawab "dirumah" , maka katakan. "Maaf saya tidak bisa menikahkan anak saya dengan orang yang tidak sempurna kelelakiannya."

2. Buat Kerja Dakwah

"Kami tidak mengutus sebelum kamu, wahai Muhammad, sesorang Nabi kecuali laki laki"

Tidak ada Nabi yang wanita, semua kerja Nabi ini dilakukan oleh laki laki. Apa kerja Nabi ini adalah berdakwah. Kerja mendakwahkan agama Allah ini adalah kerja laki laki, yang pergi mendakwahkan agama Allah kemana mana ini adalah laki laki. Walaupun secara tanggung jawab laki laki dan perempuan ini mempunyai tanggung jawab yang sama dalam dakwah namun medannya beda. Kalau perempuan menghidupkan dakwah dari rumahnya, kalau laki laki ini dengan melakukan 2,5 jam mengajak orang taat kepada Allah. Dimulai dengan berjaulah mengajak para laki laki dikampungnya untuk mau menghidupkan sholat berjamaah di masjid. Jadi ciri ciri kelelakian ini selain sholat berjamaah di masjid, tapi juga mengajak orang di kampungnya untuk memakmurkan masjid minimal 2,5 jam. Karkun yang tidak menyediakan waktu 2,5 jam ini adalah karkun yang telah kehilangan kelelakiannya.

3.  Siap Mengangkat Pedang untuk Perang di Jalan Allah

"Sebagian orang beriman adalah laki laki, laki laki yang menepati janji siap mati di jalan Allah, sebagaimana mereka menghembuskan nafasnya mati sebagai syahid, sebagian lagi dari mereka ada yang menunggu kapan saya mati syahid, dan yang sebagian lagi tetap setia tidak merubah janji mereka untuk mati di jalan Allah."

Jadi ciri kelelakian yang ketiga adalah kesiapan dia untuk mengangkat pedang yang sudah diasah isterinya di rumah untuk membela agama Allah sampai gugur mati syahid. Jadi ciri kelelakian yang ketiga dari laki laki ini adalah memiliki pedang di rumahnya yang disiapkan sewaktu waktu untuk dia mengangkat pedang memenuhi janjinya mati di jalan Allah. Jadi laki laki yang punya pedang adalah laki laki yang sempurna ciri kelelakiannya tersebut. InsyaAllah siap punya pedang di rumah. Laki laki ini harus siap berperang jika ada panggilan, sedangkan perang ini dilakukan diluar rumah. Laki laki yang berani berperang di dalam rumah ini laki laki yang banci, yaitu laki laki yang telah kehilangan kelelakiannya.

Nabi saw bersabda :

"Apakah kamu akan menjadi seseorang yang memukuli isterinya di siang hari, seperti hamba sahaya, dan lalu melampiaskan nafsunya di malam hari."

Nabi saw marah dengan perlakuan suami yang seperti ini kepada isterinya. Nabi saw marah dengan laki laki yang beraninya berkelahi dalam rumah. Rumah bukan tempat tempur bagi seorang laki laki. Bukannya medan untuk suami berkelahi dengan isteri, tidak. Nabi saw marah kepada suami yang berkelahi dengan istrinya di rumah.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar