"Sesungguhnya Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada yang Ma'ruf (dakwah), dan mencegah yang mungkar, dan beriman kepada Alloh..." ( QS: 3 : 110 )

Alloh SWT berikan pujian ini bukan hanya untuk laki laki saja, bukan untuk Abu Bakar ra, Umar ra, Utsman ra, Ali ra, tidak, tetapi juga untuk, Aisyah r.ha, Hafsah r.ha, Khadijah r.ha, Fathimah r.ha, Summayyah r.ha, Asma r.ha dan yang lainnya, laki laki dan wanita. Jadi kata kata "kuntum" di sini ini untuk kaum laki laki dan wanita, para sahabat ra dan para sahabiyah r.ha. Mereka para sahabat ra dipuji oleh Alloh SWT, sebagai umat terbaik, ini sebab kerja sama mereka dalam dakwah baik laki laki, maupun perempuan. Jadi tanggung jawab agama ini bukanlah untuk laki laki saja tetapi untuk kaum wanitanya juga.

Senin, 05 Maret 2012

Kisah Masuk Islamnya Ustman bin Affan RA

Ustman ra bercerita perihal ke Islamannya, "Ketika aku datang ke rumah, bibi ku Sa'adah sedang duduk duduk, dan aku duduk berdekatan dengannya. Lalu dia mulai mendakwahkan aku untuk masuk Islam. Pembicaraan bibiku ini amat menyentuh perasaanku. Setelah bibiku meninggalkanku, aku pergi berjumpa dengan sahabatku, Abu Bakar ra, untuk meminta nasihat. Abu Bakar memberitahuku bahwa apa yang diperkatakan oleh bibiku itu semuanya adalah benar. Abu Bakar berkata bahwa Muhammad saw adalah sesungguhnya pesuruh Alloh, dan beliau memintaku untuk mengambil seruan baginda saw. Ketika itu Rosululloh saw memasuki rumah dan aku terus memeluk Islam." (Bayan Maulana Ihsan)

Alloh anugerahkan kelembutan hati pada wanita, maka makhluk yang paling cepat melaksanakan hukum Alloh SWT ini adalah wanita :

1. Ketika Alloh perintahkan ini ummat untuk mengorbankan harta dan dirinya di jalan Alloh, maka siapa yang pertama kali berkorban, ini adalah wanita syahiddah, yaitu Sumayyah r.ha.

2. Orang yang pertama kali menghabiskan duitnya di jalan Alloh ini adalah wanita, yaitu Khadijah r.ha.

3. Semua bibi bibi Rosululloh saw ini semuanya masuk Islam, tidak ada satu pun bibi Rosululloh saw ini yang tidak masuk Islam. Namun paman Nabi saw ada yang tidak menerima Islam yaitu Abu Thalib dan Abu Lahab. Namun yang menerima adalah Hamzah ra dan Abbas ra. Semua wanita di kalangan keluarga Nabi saw memeluk Islam.

Inilah hebatnya wanita ini jika ikut serta dalam perjuangan agama. Terbinanya anak kita di rumah bukan bergantung pada laki lakinya yaitu bergantung pada kesholehan ibunya. Dalam al Quran diterangkan :

"Tanah yang subur akan tumbuh daripada tanaman yang subur pula, tanah yang gersang jangan diharapkan tumbuh tanaman yang baik melainkan yang gersang pula."

Menurut tafsir ulama bahwa ayat ini yang dimaksudkan tanah dalam ayat ini adalah wanita. Bersumber dari wanita yang sholeh ini akan lahir dan tumbuh anak anak yang sholeh. Namun bersumber dari wanita yang tidak baik jangan harapkan lahir dan tumbuh anak yang baik, melainkan anak yang tidak baik pula sebagaimana tanah yang gersang pula.

Suami boleh Nabi atau boleh Wali, tetapi isterinya tidak benar, bukan dari orang yang baik, jangan harapkan anaknya akan baik. Suami boleh peminum dan pemabuk, tetapi kalau isteri masih tegar dalam agama, masih bisa diharapkan untuk mendapatkan anak dan keturunan yang baik :

1. Nuh as seorang Nabi, lihat bagaimana anaknya. Ketika Nuh as panggil anaknya untuk naik ke dalam kapal untuk diselamatkan karena semuanya akan Alloh tenggelamkan. Tetapi apa kata anak Nuh as ? Dia menolak daripada perintah ayahnya dan memilih untuk naik ke atas gunung agar selamat dari air, yang akhirnya gunung pun Alloh tenggelamkan.

2. Beda dengan Ibrahim as, lihat bagaimana anaknya. Nabi Ibrahim as bercerita kepada Ismail tentang mimpinya yang haq bahwa dia bermimpi diperintahkan Alloh untuk menyembelih anaknya Ismail. Nabi Ibrahim as bertanya kepada Ismail "Bagaimana pendapatmu tentang mimpi ini ?" Nabi Ibrahim as menanyakan pendapat anaknya ini bukan untuk bermusyawarah, karena perintah Alloh tidak boleh dimusyawarahkan, tetapi untuk menguji keimanan daripada Ismail as. Ini karena setuju atau tidak setuju pasti akan tetap disembelih juga. Namun sungguh mengejutkan jawaban dari Ismail as ini. "Wahai ayah kerjakan apa yang telah diperintahkan oleh Alloh, maka engkau akan mendapatkan aku sebagai orang yang bersabar."

Perbedaannya :

1. Anak Nabi Nuh as dipanggil ayahnya untuk diselamatkan dia malah menolak -> Mati.

2. Ismail as dipanggil Nabi Ibrahim as untuk disembelih, dia taat -> Alloh selamatkan.

Padahal Ismail ini jauh dari ayahnya, ditinggalkan dipadang pasir bersama ibunya, tidak berjumpa dengan ayahnya bertahun tahun, sekali berjumpa ayahnya hendak menyembelihnya. Beda dengan Nabi Nuh as, anaknya hidup dengannya satu rumah, namun mengapa anaknya Nuh as tidak taat kepada ayahnya, sementara Ismail jauh dari ayahnya tapi mau taat kepada ayahnya, apa yang membedakannya ? Padahal sama sama anak Nabi, dan bapaknya bahkan termasuk Ulul Azmi. Perbedaannya adalah isteri atau ibu mereka :

1. Anak Nabi Nuh as, Kan'an, dididik oleh ibu yang tidak baik, tidak punya agama.

2. Anak Nabi Ibrahim as, Ismail as dididik oleh ibu yang sholehah, ibu yang tegar dalam agama.

Inilah pentingnya peran ibu dalam keberhasilan pendidikan anak tersebut. Seorang pujangga sastra arab mengatakan :

"Al Ummu Madrasatul Kubro " Artinya : Ibu itu adalah Madrasah (Pusat Pendidikan) anak terbesar.

Ibu ini adalah madrasah terbesar, lebih besar dari Al Azhar Mesir, lebih besar dari Harvard di Amerika, lebih besar dari Universitas Indonesia, lebih besar dari Gontor, lebih besar dari seluruh pesantren terbaik di dunia.

"Kalau kamu siapkan dirimu dengan baik berarti kamu telah menyiapkan satu generasi yang akan mengharumkan nama bangsanya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar