"Sesungguhnya Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada yang Ma'ruf (dakwah), dan mencegah yang mungkar, dan beriman kepada Alloh..." ( QS: 3 : 110 )

Alloh SWT berikan pujian ini bukan hanya untuk laki laki saja, bukan untuk Abu Bakar ra, Umar ra, Utsman ra, Ali ra, tidak, tetapi juga untuk, Aisyah r.ha, Hafsah r.ha, Khadijah r.ha, Fathimah r.ha, Summayyah r.ha, Asma r.ha dan yang lainnya, laki laki dan wanita. Jadi kata kata "kuntum" di sini ini untuk kaum laki laki dan wanita, para sahabat ra dan para sahabiyah r.ha. Mereka para sahabat ra dipuji oleh Alloh SWT, sebagai umat terbaik, ini sebab kerja sama mereka dalam dakwah baik laki laki, maupun perempuan. Jadi tanggung jawab agama ini bukanlah untuk laki laki saja tetapi untuk kaum wanitanya juga.

Senin, 14 November 2011

Belajar dari Nabi Musa AS


Begitu pula dalam perjalanan kisah Nabi Musa as. Suatu ketika Istri Nabi Musa as sedang sakit dan kedinginan, Nabi Musa as yang biasa menyalakan api dengan kayu agar dapat memberikan kehangatan buat isterinya, kali ini apinya tidak menyala. Lalu Alloh nampakkan kepada Nabi Musa as api yang menyala dari bukit Thursina. Demi Isterinya, Nabi Musa as, sama seperti kita rela bersusah susah pergi jauh jauh untuk mencarikan obat buat isterinya yang sedang kedinginan. Ketika sampai di bukit Thur, api yang dilihatnya ternyata tidak ada. Di sini Nabi Musa as herdak ditarbiyah oleh Alloh SWT, bahwa tidak perlu api untuk menghangatkan, atau makanan untuk mengenyangkan, atau air untuk menghilangkan haus, karena semua itu manfaat dan mudharatnya atas izin dari Alloh.

Itulah yang Alloh ajarkan kepada Nabi Musa as ketika tongkatnya menjadi ular lalu menjadi tongkat kembali atas perintah Alloh SWT. Memang secara logika manusia, perintah Alloh tidak masuk diakal, ini karena Alloh sembunyikan qudratNya dibalik perintahNya. Namun untuk menyempurnakan Iman dan Yakin ini perlu pengorbanan dengan jiwa dan harta. Maka walaupun nabi Musa as masih dalam keadaan belum sempurna keyakinannya, Alloh tetap perintahkan Nabi Musa as untuk pergi dakwah kepada Firaun. siapa itu Firaun yaitu Ahli Dunia yang mengaku sebagai Tuhan karena merasa mampu melakukan segala galanya.

Disitu Nabi Musa as harus membuat keputusan, antara menemani isteri yang sedang sakit dan kedinginan atau menunaikan perintah Alloh. Isteri jelas jelas sedang sakit, tetapi Alloh malah menyuruh Nabi Musa as untuk meninggalkan isterinya pergi di jalan Alloh. Perintah Alloh ini sangat bertentangan dengan keinginan Nabi Musa as ketika itu. Ada masalah tetapi malah disuruh pergi di jalan Alloh. Nabi Musa as bertanya kepada Alloh bagaimana dengan isterinya, lalu Alloh perintahkan Nabi Musa as untu memukul batu dengan kayunya. Setelah tiga kali memukul hingga batu itu pecah menjadi batu yang lebih kecil didapati oleh Nabi Musa as, seekor ulat yang sedang memuji Alloh karena Alloh tidak melupakan rezekinya. Ulat dalam batu pun masih dalam pemeliharaan Alloh. 
 
Lalu Nabi Musa berkata bahwa Firaun mempunyai bala pasukan yang banyak, dan ia meminta Harun diangkat sebagai Nabi sebagai teman yang membantunya. Alloh berkata mahfum kepada Nabi Musa as untuk tidak takut karena "Aku bersama Engkau". Namun karena Nabi Musa as memberikan alasan agar Harun as dapat membantunya dalam menyampaikan dakwah kepada Firaun, akhirnya doa Nabi Musa as ini diterima. Walaupun dalam kondisi yang sangat sulit, Nabi Musa as nafikan keinginannya dan memutuskan untuk ikuti perintah Alloh, keluar ke negeri jauh. Tidak ada musyawarah dengan isteri, bahkan ia meninggalkan isteri dalam keadaan sakit. Jadi apa yang dikorbankan Nabi Musa ketika itu, ada 3 perkara :

1. Mal atau Harta : Berupa domba dombanya dan tempat tinggalnya.

2. Hal atau Keadaan : Tanggung jawab kepada isteri yang sedang sakit.

3. Al atau Keluarga : Isteri yang dicintai

Inilah pengorbanan Nabi Musa as demi perintah Alloh, dia nafikan keadaannya dan hanya membenarkan perintah Alloh. Hari ini kita logikakan perintah Alloh, sehingga kita mudah mengikuti nafsu kita. Dikira kita ini yang menghidupkan dan memberi makan isteri dan anak. Kita sering berkata "Jaga anak dan isteri kan perintah juga, nanti kalau sudah siap baru saya berangkat." Siapnya kita ini adalah menurut hawa nafsu beda dengan siapnya Nabi Musa as. Ini karena kita belum mengambil keputusan, sehingga perintah Alloh ini belum bisa kita kerjakan secara sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar