"Sesungguhnya Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada yang Ma'ruf (dakwah), dan mencegah yang mungkar, dan beriman kepada Alloh..." ( QS: 3 : 110 )

Alloh SWT berikan pujian ini bukan hanya untuk laki laki saja, bukan untuk Abu Bakar ra, Umar ra, Utsman ra, Ali ra, tidak, tetapi juga untuk, Aisyah r.ha, Hafsah r.ha, Khadijah r.ha, Fathimah r.ha, Summayyah r.ha, Asma r.ha dan yang lainnya, laki laki dan wanita. Jadi kata kata "kuntum" di sini ini untuk kaum laki laki dan wanita, para sahabat ra dan para sahabiyah r.ha. Mereka para sahabat ra dipuji oleh Alloh SWT, sebagai umat terbaik, ini sebab kerja sama mereka dalam dakwah baik laki laki, maupun perempuan. Jadi tanggung jawab agama ini bukanlah untuk laki laki saja tetapi untuk kaum wanitanya juga.

Minggu, 13 November 2011

Manfaat Pelajaran Keimanan Bila isteri ditinggal Suami Fii Sabilillah




Isteri dan anak anak ini mempunyai kecenderungan untuk bergantung kepada suami dan ayahnya sebagai kepala rumah tangga. Sedangkan dalam masalah tauhid, bergantung kepada selain Alloh ini adalah haram hukumnya. Apa jadinya jika anak isteri kita mati membawa keyakinan yang salah yaitu bergantung bukan kepada Alloh tetapi kepada selain Alloh yaitu suami atau ayah dari anak anaknya.


Logikanya :
Bila seorang suami atau seorang ayah pergi di jalan Alloh maka insya Alloh ini akan menjadi sarana tarbiyah atau pendidikan keimanan bagi keluarga. Dengan ditinggalkannya isteri dan anak di jalan Alloh, ini merupakan kesempatan bagi mereka untuk melatih diri mereka menyelesaikan masalah dengan amal amal agama selama ditinggalkan sang suami atau sang ayah. Mereka akan belajar membenarkan tempat bergantung mereka, makhluk, atau ayah atau suami mereka, menjadi bergantung hanya kepada Alloh. 


Inilah yang harus dipersiapkan seorang suami dan seorang ayah sebelum meninggalkan mereka. Jadi, pergi di jalan Alloh ini bukan hanya sarana perbaikan iman bagi orang yang pergi di jalan Alloh, tetapi juga sarana tarbiyah keimanan untuk keluarga. Sehingga kita pun yang mempunyai kecenderungan pemikiran, "kalau ada saya maka akan beres", ini bisa dihilangkan. Padahal pemikiran "kalau ada saya maka akan beres", dalam ilmu tauhid ini merupakan syirik. Untuk bisa menghilangkan ini, perlu seorang suami pergi di jalan Alloh. Belajar menemukan hakekat tawakkal, berserah diri kepada Alloh. Dan lagi, semua pahala dari amalan yang dilakukan suaminya atau ayahnya ketika keluar di jalan Alloh akan mengalir kepada keluarga yang ditinggalkan.

Alloh SWT berfirman :



 walmu/minuuna walmu/minaatu ba'dhuhum awliyaau ba'dhin ya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari wayuqiimuuna shshalaata wayu/tuuna zzakaata wayuthii'uunallaaha warasuulahu ulaa-ika sayarhamuhumullaahu innallaaha 'aziizun hakiim

"Dan orang orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka adalah memjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Alloh dan Rosul Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Alloh, sesungguhnya Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." 
(QS At Taubah : 71)


Sehingga dengan jelas bahwa usaha masturah (wanita) adalah bagian penting dalam kerja dakwah. Seorang isteri akan selalu menjaga usaha dakwah dirumah dan senantiasa mendukung kerja dakwah yang dilakukan oleh suaminya. Bahkan usaha masturah dapat memberikan pengaruh yang sangat kuat untuk melahirkan generasi pejuang agama Alloh, para da'i masa depan. Sehingga seorang bapak dapat mendorong kepada anaknya sebagai da'i, seperti mana ucapan Lukman kepada anaknya.


"Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal hal yang diwajibkan oleh Alloh." (QS Lukman : 31)


Dan usaha dakwah merupakan tanggung jawab kita semua, termasuk anak anak kita sendiri. Untuk itu marilah kita mantapkan untuk mendorong suami dan juga anak anak terlubat dalam usaha dakwah ini. Di dalam al Quran, Alloh SWT sudah menjelaskan 8 simpul atau tali yang dapat menghalangi suami dari memperjuangkan agama, dan pergi di jalan Alloh. Jika kita terjerat oleh salah satu simpul tersebut maka Alloh SWT tidak akan memberikan petunjuk kepada kita. Apa saja simpul itu :
Alloh SWT berfirman :


qul in kaana aabaaukum wa-abnaaukum wa-ikhwaanukum wa-azwaajukum wa'asyiiratukum wa-amwaalun iqtaraftumuuhaa watijaaratun takhsyawna kasaadahaa wamasaakinu tardhawnahaa ahabba ilaykum minallaahi warasuulihi wajihaadin fii sabiilihi fatarabbashuu hattaa ya/tiyallaahu bi-amrihi walaahu laa yahdii lqawma lfaasiqiin

"Katakanlah : Jika bapak bapakmu, anak anakmu, saudara saudaramu, isteri isterimu, kaum keluargamu, harta kekayaanmu yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, rumah rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari pada Alloh dan RosulNya dan dari berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Alloh mendatangkan keputusanNya. Dan Alloh tidak akan memberi petunjuk kepada orang orang yang fasik." (QS At Taubah : 24)


Jika kita terhambat untuk pergi di jalan Alloh dikarenakan 8 simpul ini, maka mengancam mereka dengan keputusanNya. Sedangkan Alloh tidak akan memberi petunjuk kepada orang yang fasik. Oleh karena itu ibu ibu harus mampu mendorong suami suaminya untuk berjuang di jalan Alloh, janganlah kita menjadi penghalang penghalang suami kita yang akan berjuang di jalan Alloh. Sesungguhnya banyak sekali pelajaran dan manfaat yang dapat diambil dari kerja dakwah ini. Begitu pula bagi isteri yang ditinggalkan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar