"Sesungguhnya Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada yang Ma'ruf (dakwah), dan mencegah yang mungkar, dan beriman kepada Alloh..." ( QS: 3 : 110 )

Alloh SWT berikan pujian ini bukan hanya untuk laki laki saja, bukan untuk Abu Bakar ra, Umar ra, Utsman ra, Ali ra, tidak, tetapi juga untuk, Aisyah r.ha, Hafsah r.ha, Khadijah r.ha, Fathimah r.ha, Summayyah r.ha, Asma r.ha dan yang lainnya, laki laki dan wanita. Jadi kata kata "kuntum" di sini ini untuk kaum laki laki dan wanita, para sahabat ra dan para sahabiyah r.ha. Mereka para sahabat ra dipuji oleh Alloh SWT, sebagai umat terbaik, ini sebab kerja sama mereka dalam dakwah baik laki laki, maupun perempuan. Jadi tanggung jawab agama ini bukanlah untuk laki laki saja tetapi untuk kaum wanitanya juga.

Selasa, 15 November 2011

Belajar dari Sahabat RA



Begitu juga pendidikan yang diterima oleh para Sahabat RA. Bagaimana sahabat Abu Bakar ra tidak meninggalkan harta sedikit pun untuk keluarga ketika pergi di jalan Alloh. Semua sahabat ketika takaza jihad atau dakwah datang, maka mereka meninggalkan semua perkara yang mereka cintai untuk memenuhi panggilan agama. Sehingga kita menemukan banyak makam sahabat di luar negeri seperti sahabat Abi Waqqash ra di China, sahabat Abu Ayub Al Anshari di Turki dll. Kalau sahabat hanya memikirkan keluarga saja maka Islam tidak akan mungkin tersebar keseluruh dunia, dan kita mungkin masih menjadi penyembah berhala.

Hari ini banyak orang yang marah sebab melihat mereka yang pergi meninggalkan keluarga untuk pergi di jalan Alloh. Sedangkan hari ini kalau kita bicarakan orang yang meninggalkan anak isterinya demi kepentingan dunia tidak ada yang ambil pusing atau protes. Tetapi orang yang meninggalkan anak isterinya demi perbaikan agamanya banyak yang protes dan tidak terima.
Berapa banyak hari ini perempuan (bukan laki laki) yang meninggalkan keluarganya untuk kerja di luar negeri ? apa ada yang protes ? berapa banyak keluarga yang ditinggalkan ayahnya atau suaminya ke luar negeri karena dinas atau belajar di universitas mengambil gelarnya ? apakah ada yang tidak terima ? padahal ini semua hanya demi kepentingan dunia saja. Sedangkan ketika di jalan Alloh ini yang jamaah kerjakan adalah demi kepentingan agama, akherat, ummat dan keluarganya. Dan lagi, segala hak atas keluarga dan kewajiban kewajiban yang lainnya akan gugur jika dihadapkan dengan kepentingan jihad buat agama atau pun buat mencari ilmu tatkala kondisi demikian menuntut.

Ini karena jihad dan menuntut ilmu ini lebih tingi prioritasnya dibanding amal amal lain. Seperti Nabi saw dan para sahabat ra yang meninggalkan keluarga mereka demi membela agama. Jadi jihad ini harus didahulukan di atas segala kewajiban kecuali shalat. Hak isteri, hak anak, hak bertetangga, semuanya gugur jika takaza (pembentangan kepentingan menyelamatkan agama) sudah ditawarkan. Jadi jihad lebih utama dibanding amal amal lain menurut kondisi atau keadaan keadaan tertentu.

Kesalahfahaman III
Banyak orang berkata, kalau mau jihad, memberi nafkah fakir miskin juga jihad, mencari uang untuk menafkahi keluarga juga jihad, membela hukum Islam juga jihad, membela orang yang dizhalimi juga jihad, kenapa harus susah susah pergi di jalan Alloh ? Inilah anggapan mereka yang kurang pengetahuannya. Dalam ilmu agama, setiap keadaan itu ada amal amal yang didahulukan atau diprioritaskan. Tidak mungkin ketika orang sedang perang, ummat sedang terancam, kita lebih memilih duduk saja di rumah dan berdzikir dengan mengatakan dzikir itu juga jihad, lalu meninggalkan jihad membela agama Alloh, ini namanya kebodohan.

Dalam keadaan sekarang ketika kemaksiatan sudah merajalela dan penentangan terhadap perintah Alloh sudah dilakukan secara terang terangan, maka dengan adanya gerakan untuk keluar di jalan Alloh dalam rangka memperbaiki diri dan menyampaikan agama, maka jihad yang seperti ini lebih tepat. Jihad yang seperti apa maksudnya ? Yaitu dengan harta dan diri meluangkan waktu untuk pergi di jalan Alloh.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar